Sobat Teen ada sekolah yang asyik banget nih! Sebuah sekolah milik
Yayasan Budha, ada mushola kecil dan siswa-siswi Muslim bisa mengaji di
dalamnya. Saat Idul Adha, dibantu siswa lain, mereka menyembelih hewan
Qurban. Kalau di bulan Desember, pohon Natal didirikan bersama-sama.
Belasan siswa beragama Hindu pun mendapat kesempatan pendalaman agama,
sama seperti kesempatan yang dimiliki siswa-siswa Budha, mayoritas di
sekolah itu. Wow keren banget ya belajar toleransi di sekolah ini! Mau
tahu lanjutannya? Mending simak deh laporan yang disusun Reporter KBR68H
Kak Arin Swandari. Kak Arin mengunjungi sekolah itu, sekolah Pembauran
Ananda di Bekasi Timur.
”Ayo bareng-bareng sekarang satu dua tiga..,” begitu
Ibu guru kasih aba-aba. ”Bismillaahirahmaanirrahiim. Idzaa jaa-a nasru
allaahi waalfath. Wara-ayta annaasa yadkhuluuna fii diini allaahi
afwaajaa,” sahut murid-murid. Sembilan murid kelas satu SD Ananda di
Bekasi Timur ini sedang menghafal surat An Nasr dari Al’Quran di
mushola.
Di ruangan lain, I Made S Putra sedang duduk
berhadapan dengan Ni Made Suardhana. Ni Made satu-satunya murid kelas
satu yang beragama Hindu.”Trikaya Parisuda artinya perbuatan
atau laksana yang baik, Yaitu pertama Kayika, Wacika, Mnacika,” kata
guru dan murid itu berbarengan. Lalu bu guru meminta Ni Made berdoa. ”Om
shanti shanti shanti…,” Ni made langsung menyahut.
Yup… sekolah ini memang asyik. Meski hanya satu siswa yang memeluk
agama tertentu, pelajaran agama yang dianut murid itu tetap diadakan. I
Made S Putra, guru agama Hindu bilang semua siswa mendapat fasilitas dan
hak yang sama. Gak ada deh yang gak bisa belajar sesuai agamanya.
”Sebagai sekolah yang plural, semua agama ada di sini kecuali Khonghucu,
karena baru, jadi belum ada. Dan hak bagi semua murid dari semua agama
berhak mendapat pelajaran agama di sini. Meskipun hanya satu seperti
tadi, murid saya kelas satu. Tahun lalu, ada kelas enam juga hanya
satu, tetap saya mengajar, meski hanya satu sekalipun,” jelas Pak Guru I
Made S Putra. Jadi jangan heran, kalau beragam kegiatan keagamaan
terlihat disekolah ini. Sahut-sahutan suara mengaji, suara musik doa
Budha, doa Hindu hingga natal biasa terdengar di sini.
Sekolah Ananda dikelola Yayasan Budha Pancaran Tridharma. Ketua
Bidang Pendidikan Yayasan, Ibu Eriyani bilang sekolah ini dibuat untuk
menumbuhkan sikap toleransi dan saling menghargai perbedaan. Karenanya
sekolah ini punya kebijakan menggabungkan siswa dari beragam agama dan
etnis pada setiap kelas supaya ada pembauran satu sama lain. ”Kalau
untuk pembagian kelas diatur oleh kepala sekolahnya. Tidak bisa
semuanya Budha, tidak. Semua dicampur, ada Budha, Islam, Kristen. Kalau
Hindu kalau sedikit tidak semua kelas ada, tapi berusaha dibagi. Intinya
supaya menyatu. Begitu juga dengan perempuan dan laki-lakinya dicampur
kompoisinya. Supaya mereka tidak membeda-bedakan suku agama dan lain
sebagainya,” jelas Ibu Eriyani.
Bahkan kata Bu Eriyani, jika ada siswa beragama Khonghucu mendaftar
di sekolah ini, sekolah pasti bakalan menyediakan guru agama Khonghucu.
Wah menarik ya Sobat Teen. Keren banget deh!
Jadi kalo pas Sobat Teen berkunjung ke sekolah ini, gak bakal nemuin
deh, yang namanya perbedaan antara mayoritas dan minoritas. Semua saling
menghargai. Begitu kata temen-temen kita Okta, Ni Made, Vina dan Gada.
”Semua bareng, bareng di sini ada Mushola buat saya Sholat. Semua
pada menghormati,” kata Okta yang bangga menceritakan sekolahnya. Lalu
Gadha menambahkan, ”di sini kita kan berorganisasi dengan semua agama,
jadi kita harus menghargai semua agama.” Penghargaan itu misalnya
ditunjukkan sekolah yang di dirikan Yayasan Budha ini dengan menyediakan
ruangan buat tiap agama, bukan cuma buat yang beragama Budha. ”semua di
kasih ruangan bukan hanya untuk Budhis, ada ruangan untuk pendalaman
agama Kristen dan yang Muslim diberi waktu buat sholat Jum’at. Semua
Agama sama rata,” jelas Vina. Makanya, semua murid, meski minoritas
enggak ada yang merasa dibedakan di sekolah ini. ”Agama saya Hindu
pelajarannya hari Jum’at, jadi ya saya tidak merasa dibedakan,” verita
Ni Made. Yayyy seru banget.
Lebih seru lagi keberagaman ini bikin sekolah sering banget
memperingati hari raya. Hehehe Soalnya setiap perayaan hari besar
keagamaan dirayakan bersama. Mulai dari lebaran, tahun baru Cina, Natal
sampai perayaan hari besar lainnya. Lobi sekolah disulap jadi apapun.
Saat lebaran, ruangan itu akan berhias ketupat atau pohon natal di bulan
Desember. Tuh kan, seru banget.
Waa… Kalau saja semua sekolah kayak begini, pasti gak ada deh tuh
ribut-ribut yang mengatasnamakan agama. Ya ngga Sobat Teen. Belajar
toleransi dan menghargai perbedaan itu justru indah bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar