Minggu, 02 Desember 2012

Asiknya Belajar disekolah

Sobat Teen ada sekolah yang asyik banget nih! Sebuah sekolah milik Yayasan Budha, ada mushola kecil dan siswa-siswi Muslim bisa mengaji di dalamnya. Saat Idul Adha, dibantu siswa lain, mereka menyembelih hewan Qurban. Kalau di bulan Desember, pohon Natal didirikan bersama-sama. Belasan siswa beragama Hindu pun mendapat kesempatan pendalaman agama, sama seperti kesempatan yang dimiliki siswa-siswa Budha, mayoritas di sekolah itu. Wow keren banget ya belajar toleransi di sekolah ini! Mau tahu lanjutannya? Mending simak deh laporan yang disusun Reporter KBR68H Kak Arin Swandari. Kak Arin mengunjungi sekolah itu, sekolah Pembauran Ananda di Bekasi Timur.
Ayo bareng-bareng sekarang satu dua tiga..,” begitu Ibu guru kasih aba-aba. ”Bismillaahirahmaanirrahiim. Idzaa jaa-a nasru allaahi waalfath. Wara-ayta annaasa yadkhuluuna fii diini allaahi afwaajaa,” sahut murid-murid. Sembilan murid kelas satu SD Ananda di Bekasi Timur ini sedang menghafal surat An Nasr dari Al’Quran di mushola.
Guru Muslim Mengajar di Sekolah Budhis
Di ruangan lain, I Made S Putra sedang duduk berhadapan dengan Ni Made Suardhana. Ni Made satu-satunya murid kelas satu yang beragama Hindu.”Trikaya Parisuda artinya perbuatan atau laksana yang baik, Yaitu pertama Kayika, Wacika, Mnacika,” kata guru dan murid itu berbarengan. Lalu bu guru meminta Ni Made berdoa. ”Om shanti shanti shanti…,” Ni made langsung menyahut.
Yup… sekolah ini memang asyik. Meski hanya satu siswa yang memeluk agama tertentu, pelajaran agama yang dianut murid itu tetap diadakan. I Made S Putra, guru agama Hindu bilang semua siswa mendapat fasilitas dan hak yang sama. Gak ada deh yang gak bisa belajar sesuai agamanya. ”Sebagai sekolah yang plural, semua agama ada di sini kecuali Khonghucu, karena baru, jadi belum ada. Dan hak bagi semua murid dari semua agama berhak mendapat pelajaran agama di sini. Meskipun hanya satu seperti tadi, murid saya kelas satu. Tahun lalu, ada  kelas enam juga hanya satu, tetap saya mengajar, meski hanya satu sekalipun,” jelas  Pak Guru I Made S Putra. Jadi jangan heran, kalau beragam kegiatan keagamaan terlihat disekolah ini. Sahut-sahutan suara mengaji, suara musik doa Budha, doa Hindu hingga natal biasa terdengar di sini.
Sekolah Ananda dikelola Yayasan Budha Pancaran Tridharma. Ketua Bidang Pendidikan Yayasan, Ibu Eriyani bilang sekolah ini dibuat untuk menumbuhkan sikap toleransi dan saling menghargai perbedaan. Karenanya sekolah ini punya kebijakan menggabungkan siswa dari beragam agama dan etnis pada setiap kelas supaya ada pembauran satu sama lain. ”Kalau untuk pembagian kelas diatur oleh kepala sekolahnya. Tidak bisa  semuanya Budha, tidak. Semua dicampur, ada Budha, Islam, Kristen. Kalau Hindu kalau sedikit tidak semua kelas ada, tapi berusaha dibagi. Intinya supaya menyatu. Begitu juga dengan perempuan dan laki-lakinya dicampur kompoisinya. Supaya mereka tidak membeda-bedakan suku agama dan lain sebagainya,” jelas Ibu Eriyani.
Semua berpartisipasi sebagai panitia imlek
Bahkan kata Bu Eriyani, jika ada siswa beragama Khonghucu mendaftar di sekolah ini, sekolah pasti bakalan menyediakan guru agama Khonghucu. Wah menarik ya Sobat Teen. Keren banget deh!
Jadi kalo pas Sobat Teen berkunjung ke sekolah ini, gak bakal nemuin deh, yang namanya perbedaan antara mayoritas dan minoritas. Semua saling menghargai. Begitu kata temen-temen kita Okta, Ni Made, Vina dan Gada.
”Semua bareng, bareng di sini ada Mushola buat saya Sholat. Semua pada menghormati,” kata Okta yang bangga menceritakan sekolahnya. Lalu Gadha menambahkan, ”di sini kita kan berorganisasi dengan semua agama, jadi kita harus menghargai semua agama.” Penghargaan itu misalnya ditunjukkan sekolah yang di dirikan Yayasan Budha ini dengan menyediakan ruangan buat tiap agama, bukan cuma buat yang beragama Budha. ”semua di kasih ruangan bukan hanya untuk Budhis, ada ruangan untuk pendalaman agama Kristen dan yang Muslim diberi waktu buat sholat Jum’at. Semua Agama sama rata,” jelas Vina. Makanya, semua murid, meski minoritas enggak ada yang merasa dibedakan di sekolah ini. ”Agama saya Hindu pelajarannya hari Jum’at, jadi ya saya tidak merasa dibedakan,” verita Ni Made.  Yayyy seru banget.
Lomba perayaan imlek yang diikuti semua siswa
Lebih seru lagi keberagaman ini bikin sekolah sering banget memperingati hari raya. Hehehe Soalnya setiap perayaan hari besar keagamaan dirayakan bersama. Mulai dari lebaran, tahun baru Cina, Natal sampai perayaan hari besar lainnya. Lobi sekolah disulap jadi apapun. Saat lebaran, ruangan itu akan berhias ketupat atau pohon natal di bulan Desember. Tuh kan, seru banget.  
Waa… Kalau saja semua sekolah kayak begini, pasti gak ada deh tuh ribut-ribut yang mengatasnamakan agama. Ya ngga Sobat Teen. Belajar toleransi dan menghargai perbedaan itu justru indah bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar